Raehan Agung
Mei 7, 2025

Puasa sebagai Latihan Kepemimpinan: Mengasah Kendali Diri dan Empati Seorang Leader

Jakarta, 3 Maret d2025 – Dalam konteks pengembangan kepemimpinan, puasa bukan hanya praktik menahan lapar dan haus, tetapi juga sarana pembentukan karakter yang kuat dari dalam diri. Melalui proses ini, seorang calon pemimpin dapat melatih kualitas-kualitas kunci yang dibutuhkan untuk memimpin dengan bijak, empati, dan penuh tanggung jawab.

NICE Indonesia menilai bahwa pengalaman puasa memiliki nilai strategis dalam pembentukan kepemimpinan berkelanjutan. Saat seseorang berpuasa, mereka dihadapkan pada proses pengendalian diri yang intens—latihan disiplin harian yang tidak hanya membentuk kebiasaan, tetapi juga melatih konsistensi dan keteguhan prinsip.

Puasa juga mendorong pemahaman yang lebih dalam terhadap empati dan kepedulian sosial. Dengan mengalami keterbatasan secara langsung, pemimpin dapat menjadi lebih peka terhadap kebutuhan dan kondisi tim atau komunitas yang mereka layani. Nilai inilah yang menjadi fondasi penting dalam kepemimpinan yang mengutamakan kolaborasi dan keadilan sosial.

Selain itu, kondisi mental dan emosional selama berpuasa turut mengasah ketenangan dalam berpikir dan mengambil keputusan. Seorang pemimpin yang mampu menjaga stabilitas emosi dalam situasi menantang akan memiliki keunggulan dalam manajemen konflik maupun pengambilan keputusan strategis.

Di NICE Indonesia, pendekatan pengembangan kepemimpinan tidak hanya berfokus pada teori dan praktik profesional, tetapi juga pada pembentukan karakter melalui pengalaman nyata—termasuk lewat refleksi dan latihan seperti puasa.

Join Our Newsletter

Join our email list to get new updates and inspirations for free.